"Andai aku berada diposisi sebagai suami" kan kupikul tanggung jawab itu dengan segenap keihklasan, pantang menyerah. Tidak mengeluh dikala susah, tak mengeluh dikala sakit dan tak mengeluh bila ditimpa musibah. Semua kulakukan demi keluarga. Sekuat tenaga menjadi pemimpin yang arif, tidak kasar dalam berucap dan bertindak, menjadi penyeimbang pasangan, menjadi contoh dalam kegigihan meraih impian.
Mungkin karena pengaruh meodernitas, ternyata banyak keluarga yang pincang dalam mengambil keputusan. Merasa lebih pintar dan tahu segalanya, hanya akan memandang rendah dan kerap menyepelekan disaat berargumen. Sedangkan demi fitrahnya sebagai istri harus mengikuti apapun petunjuk suami "kewajiba mutlak" Namun seiring berkembangnya jaman, wanita saat ini mendominasi dalam keuletan, kepintaran, jabatan, supel, mampu menghalau rintangan dan tahan banting mengahadapi cobaan. Banyak para lelaki (khususnya suami) tidak mau mengakui kelebihan wanita dalam mengambil keputusan. Diri merasa tak diakui, tak dihormati dan terpojok kala mendapati kebenaran dari penjelasan ataupun pembelaan dari wanita (istri).
" Andai aku mampu memenuhi kriterianya" menjadi istri yang mampu memenuhi segala kebutuhannya, rumah yang bersih dan tertata rapi, anak anak yang sehat, makanan selalu tersaji juga sebagai obat dikala sakit. Mengibaratkan diri seperti jam, mengingatkan apabila ada yang terlupa. Mendengarkan kala berbicara, sesering mungkin memberi pelukan tanda dukungan, kecupan mesra tanda kasih"
Namun hanya sekian persen yang mampu terpenuhi, bukan tidak bisa memenuhinya, hanya saja kamipun (wanita) mempunyai alasan, "kenapa?"...
''Jangan pernah berharap lebih jika tak mampu memberi lebih''
"Jangan memberi petunjuk jika tak memberi petuah"
"jika ingin berjalan disatu haluan, bawalah perahu itu dan rangkul kami, ajak kami mendayung bersama"
"Jangan simpan kami di koridor yang dengan mudah tertelan ombak"
Bukti, bakti dan harga diri jangan dijadikan alasan tuk mengebiri, turut, ikut dan larut ada dalam makna sebuah kebersamaan hidup. Karena tuntutan hidup semestinya dikonfirmasikan dalam kesanggupan dan kerelaan.
Sangat inspiratif, Mbak
ReplyDeleteTerima kasih sanjungannya Octa..
Deletesalam sahabat
menarik skali quote yang di hitamkan
ReplyDeletesalam kenal ya ?