Menatap waktu dengan sinis namun kuterima
Teriknya cahaya pagi tadi merambah keakuanku
Melintang diantara rasa tertinggal, menyudahi kala tertiup ucap
Hinggap kalimat ini karena telah diberitakan, bahwa ada keceriaan
Bergema di setiap lapisan kelompok yang berseru ceria semu
Dinding yang kutekuni tak berani menolak keinginan
Ia seakan maklum adanya diriku
Namun hati kecil tetap berkata "tak bertanggung jawab"
Hanya sebentar ko, purnama tadi malampun telah memberi sinyal
Lambat melirik beradupun seakan menyelidik, aku paham
Ijinkan ya?
Hanya sesaat makna ini tertuang tuk merebahkan adanya aku
Hai dunia batin.. Celahmu telah kurobek sedikit, tak apa kan?
Lanjut menyingsingkan kalimat yang telah disepakati
Akupun bergegas pergi kesebelah dan merampungkan nada
Nyanyian ini kutiup untukmu yang berceloteh ria
Aku ikut karena aku tahu
Bahasanya itu lho.
ReplyDeleteBagaimana cara merobek celah dunia batin? Sulit dicerna oleh orang yang nggak ngerti puisi.
hehehhe.. mas HP... mari kita berpuisi yang rajin...
DeleteSelamat hari puisi mbak..... :)
ReplyDeleteselamat menikmati puisiku ya Nov...
DeleteSelamat hari puisi mbak Yuli..
ReplyDeleteSelamat menikmati syair puisiku mas Lozz..
DeleteSalam Takzim
ReplyDeletePuisikah?
Susunan huruf ditulis secara hati"
Salam takzim batavusqu
wah bang.. makasih udah mampir.. emang kehati hatian masih sering saya lakukan...
ReplyDelete